Fr. Raul Mbete
Prolog : Daun-daun kesombongan dan keangkuhan
telah gugur berjatuhan… tertiup angin, dan entah kemana mereka terbang…jauh, tak
satupun yang tahu…sekarang yang tinggal hanyalah kekosongan…kekosongan yang
selalu berharap,kekosongan yang rela menanti tuk diselimuti sebuah kisah
tentang KEBENARAN … setidaknya untuk dapat membongkar kebrutalan yang selalu
memakan korban,menghancurkan naluri binatang para aktor pembunuhan…lantas, apa
yang harus dimiliki??? Sadar…yang sepenuhnya…kesadaran…Yang dari Allah…”KESADARAN
SUCI…”
ADEGAN I
Latar : Rumah keuarga Hector.
Hector,Rahel,Bara,Pares dan Laura. Layar dibuka.
Bara : (masuk) Apakah tuan memanggil saya???
Hector : Pergilah ke Betlehem, di kota Daud dekat
padang Efrata dan carilah berita tentang bayi yang baru dilahirkan malam ini. Tapi
ingat, jangan sampai gerak-gerikmu tercium oleh para prajurit istana yang lain.
Bara : Kalau boleh hamba tahu, ada apa
sebenarnya dengan bayi itu?
Hector : Sudahlah!!! aku tak punya banyak waktu
untuk menjelaskan semuanya, nanti kau juga akan tahu. Lagi pula aku tak sanggup
menjelaskan semua ini sementara kebimbangan masih terus menghantuiku. Sekarang
pergilah sebelum terlambat.
Bara : (mengangguk) baik tuan!!! (Lalu keluar)
Hector : (berpikir) pasti Herodes akan marah
besar,seandainya ia tahu akan semua ini… tapi sudahlah…aku siap menerima apapun
yang akan terjadi…bahkan kematian sekalipun!!! Lebih baik aku mati demi
kebenaran, ketimbang aku hidup di atas keangkuhan yang tak bertanggungjawab.
Sudah cukup kekejaman Herodes menyiksa rakyat yang tak berdosa. Kiranya kehadiran Raja Baru itu menjadi tanda
yang menyelamatkanku dan semua orang yang mencintai kebenaran…(tertegun
sesaat)
(Tak lama kemudian Rahel
masuk…lalu mendekati Hector)
Rahel : Apa yang kau pikirkan Hector? Kau
kelihatan sangat gelisah…tak seperti biasanya kau tampak seperti ini???
Hector : seandainya kau tahu apa yang
kurasakan, tentu kau tak bedanya dengan aku,,,mendekap dalam kegelisahan ini..
Rahel : Apa yang sedang kau rasakan, suamiku??? Kuharap
bukanlah kesedihan yang meracuni pikiranmu apalagi kesepian yang mengekang
hari-harimu. Kalau boleh aku tahu apa gerangan yang menambati perasaan
hatimu???
Hector : Entahlah…tiba-tiba saja aku takut akan
perasaanku sendiri, aku takut suatu saat aku tak sanggup membendungnya, karena
mungkin ia telah mengalir bersama darahku dan menyatu dengan dagingku.......(baca naskah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar