“Golgota terkata
mulut bisa menipu
hati tidak
Semua jelas sudah
benci dan cinta manusia bertarung
tapi
Di atas palang kayu terpaku sang pendamai
Golgota, bukankah cawan ini harus kuminum?”
Lihatlah salib terpanjang ia yang sedang bergantung lemah
Lihatlah saat ia menderita serentak mencinta
Lihatlah ia yang mengampuni dan berpasrah
“Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Disana teriak membahana deras bersama tetesan segar darah penebus membasuh dosa
“Yesus kalau kamu anak Allah selamatkan dirimu. Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu”!
“Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia selamatkan”.
“Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat percaya “!
“Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib jikalau Engkau sungguh – sungguh anak Allah”!
Hai umatku apa salahku padamu?
PerjalananNya memang sangat panjang
sejauh hidup ini telah dimulai dan akan berakhir.
LangkahNya benar.
Menggendong kesetiaan dan cinta yang utuh
serentak meringankan langkahNya tapak demi tapak
hingga langit dan bumi pun tak kuasa menahanNya.
Tetesan- tetesan rahmat mengalir deras
sementara air mataNya terurai turun bahagia
menutup kisah salib penuh bangga,”Selesailah sudah”.
(Ciro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar