Laman

Selasa, 13 Maret 2012

WASIAT SANG WAKTU




Kutitipkan surat ini dari sang waktu yang lagi melaju dalam bisu….. kepada kamu yang mungkin lagi tertidur….
Aku berada dalam diamnya, aku berdiam dalam kebisuannya. Aku berada dan melaju dalam Sang waktu yang diam dan membisu……
Kini, dalam dingin yang menggetarkan jemari, dalam kabut yang memburamkan mata, kita berpadu menguntai Sang waktu yang telah berangkat bersama angin musim lalu.
Kita merajut lagi tapak-tapak yang tertinggal meski sebagiannya telah lebur bersama rinai hujan musim ini……
Kini, saat yang cantik untuk berpaling, menyususuri jejak-jejak yang mungkin telah beku dalam pelukan kemarin…… saat yang tampan untuk melihat guratan-guratan peristiwa pada kanvas kehidupan yang tergores manis dalam hujan musim lalu
Tanyakan pada bibir mungilmu, berapa banyak kata yang terbuang ke dalam lembah kesia-siaan?...... pernahkah bibirmu menuliskan kata yang menyileti hati?.........
Selidikilah tuturmu, mungkin dalam tutur yang ngelantur, ribuan bualan (gossip) telah kau terbangkan ke udara?......
Lihatlah pula matamu, mungkin matamu pernah terlalu tajam memandang sampai kau terpaku pada sesuatu yang bukan milikmu?.......
Peganglah tanganmu dan cobalah menimbang, apakah tangan dan jemari lentikmu telah terulur manis …..memeluk tubuh-tubuh ringkih yang butuh dikasihani? Atau tanganmu telah melambai  kasar….. menepis segala teriakan minta tolong?....
Sendengkanlah telingamu, pernahkah ia medengar jeritan minta tolong anak-anak, tangis membuncah si ibu dan nyanyian nelangsa si bapak di balik tembok putihmu?......
Intiplah  pula ke dalam budimu, pernahkah ia memikirkan nasib manusia-manusia malang yang akrab dengan derita, dikecup manja oleh bulan yang patah, yang beku, dan yang mendemamkan
Sang waktu sedang menatap manja dirimu, menghangatkanmu dari demam musim lalu, sinarnya menebus noktah-noktah merah yang melumuri busana kebesaranmu…..
Dalam lajunya yang diam, dia menitipkan wasiat ini buat kamu yang mungkin masih terbuai dalam peraduan yang menggapai mesrah tubuhmu……dia berbisik lembut di telingamu: bangunlah! basuhlah bintik-bintik hitam yang mengotori dahimu, alihkanlah tatapan-tatapan genit dari matamu, buanglah kata-kata buas dari bibir mungilmu, lembutkanlah jemari tanganmu yang lentik biar dekapanmu selalu menghangatkan jiwa yang beku…… ini janji yang  kuukir elok di hatimu….
Benih-benih janji akan berkecambah dalam hatimu, mengingatkanmu pada wasiat sang waktu untuk selalu beralih dan bersahabat dengan musim baru. Janjimu tak boleh bual, tak boleh bohong….. karena sang waktu akan menjadi hakimmu yang adil, meski dia tahu kau dihadapkan pada musim yang selalu menyayi dalam rayuan dan irama yang tak menentu…….
Dan kelak, di saat badai rayuan musiman datang (lagi) menggodamu, dan kau bingung menentukan sikapmu maka janganlah memilih dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat……. Tariklah nafasmu dalam-dalam…….dengan penuh kepercayaan, seperti kau bernapas di detik pertamamu di dunia ini. Tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi……. Menyepilah dan tetaplah hening sebab dalam laju dan bisu, wasiat Sang waktu akan berbisik dalam hatimu………….ingatlah pada wasiat yang pernah kutitipkan!!!!


Tidak ada komentar: